Langsung ke konten utama

STUDI KASUS PELANGGARAN ETIKA BISNIS PADA PT TIRTA FRESINDO JAYA

ABSTRAK

       Bisnis kini menjadi sebuah hal yang umum di dunia saat ini. Bahkan kini bisnis sudah menjamur dan banyak orang yang hendak membangun bisnis mereka sendiri guna kelangsungan hidup yang lebih baik. Dalam berbisnis tindakan elegan dan kejujuran perlu digunakan, para ahli menyebutnya dengan istilah etika dalam berbisnis. Hal ini hampir sama dengan etika profesi lainnya yang ada di dalam kehidupan sehari-hari. Namun yang membedakannya adalah dunia bisnis didominasi oleh para pengusaha yang notabene membuat sendiri aturan dan etika dalam berbisnis tersebut. Pelanggaran etika bisnis saat ini makin banyak terlihat. Terdapat beberapa aspek yang diperlukan dalam praktek penerapan etika bisnis sehingga bisa meminimalisir pelanggaran etika bisnis yang kini jamak dilakukan oleh para pebisnis dan pihak yang terkait di dalamnya.
Kata kunci: etika bisnis, prinsip-prinsip etika bisnis, pelanggaran etika bisnis  


BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
       Dalam proses mencapai tujuannya perusahaan tidak hanya memiliki tanggung jawab terhadap para pemegang sahamnya saja namun perusahaan juga dituntut untuk bertanggung jawab terhadap karyawan, pemerintah, masyarakat sekitar dan stakeholder lainnya. Hal ini dikarenakan perusahaan yang menjalankan kegiatan operasionalnya akan secara langsung ataupun tidak langsung bersinggungan dengan para stakeholder tersebut. Oleh karena itu penerapan etika bisnis dalam proses operasional perusahaan mempunyai peranan yang sangat krusial.
  Pada intinya yang dimaksud dengan etika bisnis ialah metode yang digunakan perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Proses tersebut yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Seluruh proses ini mencakup bagaimana perusahaan menjalankan bisnis secara adil, mematuhi hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.
  Namun terkadang kita tidak bisa memungkiri bahwa terkadang masih banyak perusahaan-perusahaan baik skala besar atau kecil masih enggan untuk menerapkan etika bisnis dalam menjalankan usahanya. Tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen ataupun masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya. Dan tentu saja hal-hal semacam ini akan menurunkan nilai dan citra perusahaan dimata para stakehoders nya
       Persaingan antar bisnis dewasa ini membuat perusahaan terutama perusahaan-perusahaan besar dalam memperoleh keuntungan sering kali melakukan pelanggaran etika dalam berbisnis, bahkan terkadang melanggar undang-undang ataupun norma-norma yang berlaku. Seperti kasus yang sedang menimpa PT Tirta Fresindo Jaya yang merupakan anak perusahaan Mayora Grup, yang memproduksi air minum kemasan Le Minerale. Dalam menjalankan roda bisnisnya PT Tirta Fresindo Jaya diduga menggunakan cara-cara yang menurut masyarakat sekitar pabrik tidaklah etis dan sangat merugikan masyarakat dan lingkungan sekitar. Menurut dugaan pabrik PT Tirta Fresindo Jaya yang berlokasi di Kecamatan Baros melakukan tindakan privatisasi air dengan menutup delapan mata air sumber pertanian warga sekitar untuk kepentingan perusahaan. Hal ini menyebabkan lahan sawah warga tidak terairi sejak perusahaan ini berdiri. Dari peristiwa tersebut terang saja memicu demo besar di lokasi pabrik oleh aliansi masyarakat dan mahasiswa yang menuntut penutupan pabrik tersebut.
1.2     Rumusan Masalah
       Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut, yaitu:
1.         Apakah PT Tirta Fresindo Jaya  menerapkan etika bisnis dalam menjalankan bisnisnya?
2.         Jika PT Tirta Fresindo Jaya tidak menerapkan etika bisnis, apakah bentuk pelanggarannya dan bagaimana cara mengatasinya?

1.3     Tujuan
       Adapun tujuan penulisan untuk memenuhi tugas softskill mata kuliah Business Ethics and Good Governance dalam membuat jurnal atau tulisan tentang Etika Bisnis. dalam penulisan makalah ini, penulis menemukan beberapa masalah, yaitu:
1.         Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan etika bisnis pada PT Tirta Fresindo Jaya
2.         Untuk mengetahui pelanggaran-pelangaran etika bisnis dan cara antisipasi apabila PT Tirta Fresindo Jaya tidak menggunakan etika bisnis.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1  Pengertian Etika
       Menurut kajian ilmu etimologi kata etika berasal dari bahasa Yunani Kuno “ethikos” yang mempunyai arti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik. Dalam perkembangannya etika sangat erat mempengaruhi kehidupan manusia. Dengan menerapkan etika yang benar maka manusia mempunyai orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Bisa dikatakan bahwa etika sangat berperan bagi manusia untuk mengambil sikap dan tindakan secara tepat dalam menjalani hidup.
       Berikut ini penulis mencoba untuk menjabarkan definisi etika menurut para ahli:
Definisi etika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia etika adalah sebuah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Menurut Keraf (1998: 13), Etika adalah sesuatu yang berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain, kebiasaan ini lalu terungkap dalam perilaku berpola yang terus berulang sebagai sebuah kebiasaan.
       Dari definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa Etika adalah pedoman-pedoman yang mengatur perilaku manusia secara normatif dalam artian dapat memberi norma bagi perilaku seseorang dan dengan demikian dapat menyatakan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.
2.2   Pengertian Bisnis
       Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris yaitu busy yang berarti sibuk. Sedangkan kata busy berasal dari kata bahasa inggris lama yakni bisignis yang mempunyai arti keadaan dimana seseorang sibuk “state of being busy“. Sedangkan secara etimologi, bisnis yaitu keadaan dimana individu atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang dapat menghasilkan laba atau keuntungan. Menurut Steinford (1979) bisnis adalah segala aktifitas yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen.

2.3   Pengertian Etika Bisnis
       Pengertian etika bisnis menurut Velasquez (2005) Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
       Pada hakikatnya penerapan etika bisnis yang baik dan benar dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
       Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a.      Prinsip Otonomi
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Orang bisnis yang otonom adalah orang yang sadar sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajibannya dalam dunia bisnis.
b.      Prinsip Kejujuran
Prinsip ini merupakan prinsip yang paling problematik karena banyak pelaku bisnis yang mendasarkan kegiatan bisnisnya dengan melakukan penipuan atau bertindak curang, entah karena situasi eksternal tertentu atau memang dengan sengaja dilakukan. Kejujuran terkait erat dengan kepercayaan. Kepercayaan adalah aset yang sangat berharga bagi kegiatan bisnis. Sekali pihak tertentu tidak jujur, dia tidak bisa lagi dipercaya dan berarti sulit bertahan dalam bisnis.
c.       Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Prinsip ini menuntut agar setiap orang dalam kegiatan bisnis entah dalam realisasi eksternal perusahaan maupun realisasi internal perusahaan perlu diperlakukan sesuai dengan haknya masing-masing.
d.      Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak. Prinsip ini menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya, prinsip saling menguntungkan secara positif menuntut hal yang sama, yaitu agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain, sehingga melahirkan suatu win-win situation.


e.       Integritas Moral
Prinsip ini terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan agar dia perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama baik perusahaannya. Dengan kata lain, prinsip ini merupakan tuntutan dan dorongan dari dalam diri pelaku dan perusahaan untuk menjadi yang terbaik dan dibanggakan, dan ini tercermin dalam seluruh perilaku bisnisnya dengan siapa saja, baik ke luar maupun ke dalam perusahaan.
        Jadi dapat disimpulkan bahwa etika bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1   Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
        Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode penelitian deskriptif, yaitu metode yang membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah aktual dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasinya, menganalisis, dan menginterpretasikannya. Analisis yang penulis gunakan tidak semata-mata menguraikan, melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya.
        Adapun data-data yang penulis dapatkan untuk menyusun makalah ini bersumber dari buku-buku yang relevan, jurnal maupun artikel-artikel dari internet dan sebagainya.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1   Profil Perusahaan
        PT. Mayora Indah Tbk. (Perseroan) didirikan pada tahun 1977 dengan pabrik pertama berlokasi di Tangerang. Kemudian menjadi perusahaan publik pada tahun 1990. Sesuai dengan Anggaran Dasarnya, kegiatan usaha PT. Mayora Indah Tbk. diantaranya adalah dalam bidang industri. Saat ini, PT. Mayora Indah Tbk. memproduksi dan memiliki 6 (enam) divisi yang masing masing menghasilkan produk berbeda namun terintegrasi dan salah satu divisinya adalah PT Tirta Fresindo Jaya dengan lokasinya di Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur dan beberapa lokasi pabrik yang tersebar di Pulau Jawa.
Beberapa divisi bisnis PT. Mayora Indah Tbk. Adalah sebagai berikut:
a.      Divisi Biscuit
Merek dagangnya antara lain Roma, Danisa, Royal Choice, Better, Muuch Better, Slai O’Lai, Sari Gandum, Sari Gandum Sandwich, Coffeejoy, Chees’kress.
b.      Divisi Wafer
Merek dagangnya antara lain Beng Beng, Beng Beng Maxx, Astor, Astor Skinny Roll, Roma Wafer Coklat, Roma Zuperrr Keju.
c.       Divisi Kembang gula
Merek dagangnya antara lain Kopiko, Kopiko Milko, Kopiko Cappuccino, Kis, Tamarin, Juizy Milk.

d.      Divisi Kopi
Merek dagangnya antara lain Torabika Duo, Torabika Duo Susu,  Torabika Jahe Susu, Torabika Moka, Torabika 3 in One, Torabika Cappuccino, Kopiko Brown Coffee, Kopiko White Coffee, Kopiko White Mocca.
e.       Divisi Coklat
      Merek dagangnya adalah Choki-choki.
f.       Divisi Makanan kesehatan
      Merek dagangnya antara lain Energen Cereal, Energen Oatmilk, Energen Go Fruit.
g.      Divisi Beverage
Merek dagangnya antara lain Teh Pucuk Harum, Kopiko 78, Q Guava, Kopikap dan Le Minerale.
        Di Indonesia PT. Mayora Indah Tbk. tidak hanya dikenal sebagai perusahaan yang memproduksi makanan dan minuman olahan, tetapi juga dikenal sebagai market leader yang sukses menghasilkan produk produk yang menjadi pelopor pada kategorinya masing masing.
4.2   Permasalahan
        Permasalahan antara warga dengan PT Tirta Fresindo Jaya yang merupakan salah satu anak perusahaan Mayora Group ini bermula pada tahun 2012. Waktu itu pihak PT Tirta Fresindo Jaya datang ke dua wilayah yakni di Kecamatan Baros, Serang dan Kecamatan Cadas Sari, Pandeglang dan berencana akan membangun gudang diwilayah tersebut, sehingga warga kehilangan 17 hektare areal persawahan dari rencana 32 hektar yang akan dibangun perusahaan diperuntukkan sebagai gudang.

        Namun dengan seketika, izin areal tersebut berubah menjadi pabrik pengelolaan air minum kemasan setelah mendapat izin dari Dinas Tata Ruang dan Tata Wilayah melalui SK No. 600/548.b/SK-DTKP/XII/2013 yang imbasnya adalah sumber mata air yang biasa digunakan warga untuk kegiatan sehari-hari menjadi turun drastis. Hal ini jelas melanggar Perda Kabupaten Pandeglang No.3/2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pandeglang yang menyatakan bahwa kawasan Cadasari merupakan kawasan lindung geologi, yang memiliki beberapa titik mata air. Disisi lain secara demografi dan monografi wilayah ini juga diisi dengan kearifan lokal, dimana banyak pendidikan pondok pesantren yang melahirkan para ulama-ulama, santri-santri. Bahkan, wilayah ini merupakan sentral kawasan lahan pangan yang berkelanjutan, profesi masyarakat lebih didominasi oleh petani.
        Sejak saat itu, gelombang penolakan terus berdatangan baik dari masyarakat Cadas Sari dan Baros maupun dari elemen organisasi masyarakat lainya. Dengan berbagai penolakan dan protes yang dilakukan masyarakat tersebut akhirnya Bupati Pandeglang yang waktu itu masih dijabat oleh Erwan Kurtubi mengeluarkan pembatalan ijin Perusahaan melalui SK 0454/1669-BPPT/2014. Pembatalan ini diperkuat dengan himbauan oleh Ketua DPRD Pandeglang agar pembangunan pabrik tersebut dihentikan.
4.3   Pembahasan Masalah
        Karena tidak ada tindakan tegas dari pemerintahan Provinsi Banten dan Kabupaten Pandeglang. PT Tirta Fresindo Jaya pun terus melakukan aktivitasnya dengan melakukan eksploitasi air di wilayah Cadas Sari dan Baros dan tidak mengindahkan SK pencabutan izin yang dikeluarkan Bupati serta himbauan dari DPRD Pandeglang tersebut.
        Tanggal 11 November 2016, ratusan kiai dan santri yang tergabung dalam Jam’iyatul Muslimin Provinsi Banten melakukan istighosah di area Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), tepatnya di samping Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten. Istighosah ini merupakan buntut dari kekecewaan warga atas kelakuan perusahaan yang tidak kunjung menghentikan kegiatannya.
        Menyikapi tuntutan warga tersebut, pihak DPRD Banten akhirnya mengeluarkan pokok-pokok pikiran yang beberapa diantaranya;
1.      PT Tirta Fresindo Jaya agar menghormati surat Bupati Pandeglang atas nama Erwan Kurtubi No. 0454/1669-BPPT/ 2014 tertanggal 21 November 2014 perihal penghentian kegiatan investasi PT. Tirta Fresindo Jaya.
2.      PT. Tirta Fresindo Jaya agar segera menghentikan aktivitas kegiatannya.
3.      Kepada Bupati Pandeglang yang saat ini dijabat oleh Irna Narulita dan Jajaran SKPD terkait Pemda Pandeglang untuk segera dapat mengambil langkah-langkah guna menghentikan kegiatan PT. Tirta Fresindo Jaya.
4.      Kepada aparat kepolisian agar dapat membantu untuk menghentikan kegiatan PT. Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group) dilokasi sebagai mana maksud.
        Menurut perwakilan warga yang tergabung Cadas Sari – Baros pihak PT. Tirta Fresindo Jaya tetap tidak mengindahkan pokok-pokok pikiran DPRD Banten tersebut dan tetap melakukan aktivitasnya di lapangan seperti biasa. Akhirnya pada tanggal 6 Pebruari 2017, warga kembali bergerak menuju pendopo Bupati Pandeglang. Sekitar 300 warga ini ingin berdiskusi dengan Bupati Pandeglang, yakni IIrna Narulita.
        Namun kedatangan warga saat itu tak digubris sehingga warga merasa kecewa dengan melampiaskan kemarahan mereka ke pabrik air minum PT. Tirta Fresindo Jaya. Aksi ini akhirnya berujung dengan penangkapan 6 (enam) orang warga Cadas Sari – Baros dengan tiga orang ditetapkan sebagai tersangka tanpa ada proses surat panggilan dan BAP sebelumnya. Hingga saat ini, aparat kepolisian masih melakukan penyisiran ke kampung-kampung dan meneror warga di dua desa ini. Situasi tersebut melahirkan keresahan di antara warga.
        Masyarakat sipil yang tergabung dalam Komite Nasional Pembaruan Agraria (KNPA) dan Aliansi Tolak Privatisasi Air menilai bahwa tindakan sepihak yang telah dilakukan oleh aparat kepolisian ini merupakan tindakan penyimpangan dari kewenangan yang mereka miliki. Warga Cadas Sari – Baros bukanlah kriminal, namun mereka merupakan korban dari kebijakan privatisasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah Pandeglang sehingga kehilangan hak-hak agraria mereka berupa tanah dan air. Menurut mereka hal ini terkait dengan perbuatan tersistematis untuk menggusur warga tempat dan ruang hidup mereka.
4.4    Pelanggaran Etika Bisnis PT. Tirta Fresindo Jaya
        Undang-undang Sumberdaya Air merupakan salah satu Undang-undang yang disusun melalui pinjaman program Bank Dunia (Water Resources Sector Adjustment Loan) sebesar US$ 300 juta. Undang-undang ini juga didasari atas cara pandang baru terhadap air, yaitu air sebagai barang ekonomi yang mendorong terjadinya komersialisasi, komodifikasi dan privatisasi air. Sebagai turunan, tentu saja air sebagai barang ekonomi menjadi landasan utama dalam menyusun Undang-undang Sumberdaya Air.
        Dari pemaparan tentang latar belakang masalah diatas maka penulis menganalisa bahwa terjadi indikasi pelanggaran Etika Bisnis yang dilakukan oleh PT. Tirta Fresindo Jaya diantara bukti-buktinya adalah sebagai berikut:
a.       Mengacu konstitusi agraria di Indonesia, bahwa bumi, termasuk tanah, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, merupakan sumber kekayaan agraria yang harus dilindungi oleh Negara dan diperuntukkan sebesar-besarnya untuk keadilan dan kesejahteraan rakyat sesuai Pasal 33 UUD 1945 dan Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) No. 5/1960 oleh karena itu seharusnya PT. Tirta Fresindo Jaya tidak melakukan eksploitasi dan privatisasi sumber mata air uang merupakan sumber kekayaan yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
b.      Warga Cadas Sari dan Baros yang sebagian besar merupakan petani telah dijamin oleh UU No. 19/2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (UU Perlintan) dalam bentuk kepastian hak atas tanah dan lahan pertaniannya namun hak telah oleh PT. Tirta Fresindo Jaya         .
c.       Hak agraria petani Cadas Sari – Baros yang dilindungi UU No.41/2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan telah direnggut oleh PT. Tirta Fresindo Jaya dimana seharusnya aktivitas pembangunan lainnya harus menjamin perlindungan fungsi lahan pertanian yang ada.
        Adapun solusi dalam pelanggaran akan etika bisnis yang dilakukan oleh PT. Tirta Fresindo Jaya terhadap masyarakat agar  masalah ini bisa segera terselesaikan adalah:
a.       Jajaran kepolisian yakni Polda Banten dan Polres Pandeglang agar segera Membebaskan tiga orang warga Cadas Sari – Baros yang telah ditetapkan sebagai tersangka tanpa proses hukum yang jelas.
b.      Pihak Kepolisian Polda Banten dan Polda Pandeglang untuk segera menghentikan tindakan penyisiran yang dilakukan ke rumah-rumah warga sehingga meninggalkan teror dan ketakutan di kalangan warga.
c.       Pihak Kepolisian Polda Banten dan Polres Pandeglang untuk segera memproses tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh PT. Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group) yang telah merampas hak-hak agraria warga Cadas Sari – Baros.
d.      PT Tirta Fresindo Jaya agar menghormati surat Bupati Pandeglang ( Erwan Kurtubi) No. 0454/1669-BPPT/ 2014 tertanggal 21 November 2014 perihal penghentian kegiatan investasi PT. Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group).

BAB V
PENUTUP

5.1    Kesimpulan
        Dalam menjalankan aktivitas bisnisnya hendaknya perusahaan menerapkan dengan benar prinsip-prinsip etika bisnis tujuannya agar meminimalisir pelanggaran-pelanggaran yang tentu saja akan merugikan masyarakat. Secara umum etika dalam berbisnis merupakan acuan cara yang harus ditempuh oleh sebuah perusahaan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Untuk itu etika bisnis memiliki prinsip-prinsip umum yang dijadikan fondasi untuk melaksanakan kegiatan agar tujuan bisnis dapat tercapai.
5.2    Saran-saran
        Ada beberapa saran yang penulis usulkan agar masalah privatisasi air oleh PT. Tirta Fresindo Jaya segera terselesaikan.
a.       Pemda Pandeglang dan Serang beserta jajaran yang terkait harus segera mengambil langkah -langkah tegas guna menghentikan kegiatan privastisasi sumber mata air yang dilakukan oleh PT. Tirta Fresindo Jaya.
b.      Kementrian Perumahan Umum dan Pekerjaan Rakyat (PUPR) agar Menghentikan praktek penyusunan Kebijakan yang tertutup dan mengabaikan masukan masyarakat serta perintah Konstitusi yang telah ditegaskan oleh Mahkamah Konstitusi dengan menghindari terjadinya kembali praktek “Swastanisasi Terselubung” yang dilegalisir lewat produk perundangan melalui RUU Sumber Daya Air.
c.       Presiden, Gubernur dan Bupati harus menjamin prioritas pemenuhan dan penghormatan hak-hak dasar warga Cadas Sari – Baros atas kekayaan agraria (bumi; tanah, air, udara dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya), sebagai sumber keberlangsungan dan keberlanjutan hidupnya, baik sebagai petani di sekitar wilayah kawasan Cadasari sebagaimana telah diatur oleh konstitusi.
        Oleh karena itu segenap elemen bangsa, publik secara luas khususnya masyarakat Banteng untuk bersama-sama mengawal dan menjadi bagian dari perjuangan warga Cadas Sari dan Baros, memastikan keadilan agraria di wilayah Cadas Sari dan Baros dapat dipenuhi. Harapannya agar semua pihak terkait untuk segera ditindaklanjuti dalam menjaga hak-hak agraria dan keberlangsungan hidup warga Cadas Sari – Baros dengan bersama-sama terus mengawal perjuangan warga Cadas Sari – Baros untuk menyelamatkan tanah, air dan ruang hidup mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Vicky. 2015. Etika Bisnis Pada PT Indofood. http://vickyanggraini18.blogspot.co.id/2014/10/etika-bisnis-pada-pt-indofood.html (Di akses tanggal 09 April 2017)


Anonim. 2017. Kamus Besar Bahasa Indonesia. http://kbbi.web.id/etika (Di akses tanggal 09 April 2017)

Anonim. 2017. Profil Perusahaan. http://www.mayoraindah.co.id/profil/mayora-selayang-pandang/ (Di akses tanggal 11 April 2017)

Bina Desa. 2016. Akibat Tolak Privatisasi Air oleh Mayora Group Warga Cadas Sari dan Baros Banten di Tangkap. http://binadesa.org/akibat-tolak-privatisasi-air-oleh-mayora-group-warga-cadas-sari-dan-baros-banten-di-tangkap/ (Di akses tanggal 11 April 2017)

Gustina. 2008. “Etika Bisnis Suatu Kajian Nilai Dan Moral Dalam Bisnis”. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, Volume 3 Nomor 2.

Keraf, Sonny. 1998. Etika Bisnis, Tuntutan dan Relevansinya. Edisi Baru. Penerbit Kanisius. Jakarta.










Komentar

Postingan populer dari blog ini

PHILOSOPHICAL ETHICS AND BUSINESS

Menurut saya implementasi etika bisnis di Indonesia, yang mencakup empat teori yakni utilitarisme, deontologi, teori hak dan teori keutamaan, masih sangat rendah. Padahal banyak pakar ekonomi dan bisnis menyebut hal yang mendasari dibalik ketidak mampuan Indonesia bangkit dari krisis ekonomi yang menerpa di tahun 1997 salah satunya adalah penerapan etika bisnis dan good corporate governance yang sangat buruk. Ada beberapa faktor yang menjadi kendala dalam penerapan etika bisnis di Indonesia yang sampai saat ini masih berlanjut, diantaranya adalah sebagai berikut: 1.        Moral values Disinyalir masih banyak pelaku bisnis di Indonesia yang cenderung masih mengabaikan etika dan moral dalam menjalankan praktek usahanya. Lazimnya di Negara yang menjunjung tinggi azas Pancasila, praktek-praktek yang menyangkut kecurangan dalam dunia bisnis harus nya dapat dihindari. Memalsukan produk yang merugikan konsumen & manipulasi laporan keuangan adalah contoh konkretnya. 2.        C

KONSEP YANG EFEKTIF DAN EFISIEN DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

ABSTRACT Issue of Good Corporate Governance becomes interesting discussion over the last several years. Along with the increased business competition at the global level, principles of Good Corporate Governance have to be applied by each business entity with the hope that the company's strategic objectives can be achieved effectively and efficiently. There are two things of great urgency emphasized in this concept: First, shareholders deserve to receive accurate, punctual and transparent information. And second, company is obliged to honestly and openly provide information regarding the company to all units of the company with aim to achieve good and efficient corporate governance. Keywords : Good Corporate Governance, principles of Good Corporate Governance. 1.       PENDAHULUAN Di era persaingan ekonomi global yang semakin meningkat beberapa dekade terakhir  setiap perusahaan atau organisasi mutlak dituntut untuk melakukan tata kelola perusahaan yang efektif dan efesie